Selasa, 12 November 2013

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan HPP Sekunder

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan
HPP Sekunder


    A.    Latar belakang
    Nifas merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang wanita setelah persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab yang abnormal seperti terjadinya sub involusi, yang menyebabkan kondisi ibu memburuk.
    Maka dari itu seorang bidan harus memahami tentang masa nifas baik fisiologis maupun patologis sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan dengan tepat sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

    B.     Tujuan
    1.      Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kelainan uterus (sub involusi dan perdarahan post partum sekunder)
    2.      Tujuan khusus
    a.       Mampu mengetahui pengertian sub involusi dan perdarahan post partum sekunder
    b.      Mampu mengetahui etiologi sub involusi dan perdarahan post partum sekunder
    c.       Mampu mengetahui tanda dan gejala sub involusi dan perdarahan post partum sekunder
    d.      Mampu mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan sub involusi dan perdarahan post partum sekunder

1.Pengertian
  Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 hari postpartum. ( menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. rustam mochtar )

2.Etioloogi
a.Atonia uteri
Atonia uteri merupakan penyebab utama terjadinyaPerdarahan pascapersalinan. Pada atonia uteri, uterus gagalberkontraksi dengan baik setelah persalinan.
b.Laserasi jalan lahir
Persalinan selalu mengakibatkan robekanserviks, sehingga serviks seorang multiparaberbeda dari yang belum pernah melahirkanpervaginam. Robekan serviks yang luas menimbulkan perdarahandan dapat menjalar ke segmen bawah uterus. Apabila terjadiperdarahan yang tidak berhenti meskipun plasenta sudah lahir  lengkap dan uterus sudah berkontraksi baik, perlu dipikirkanperlukaan jalan lahir, khususnya robekan serviks uteri.
c.Retensio plasenta
Rentensio plasenta adalah belum lahirnya plasenta ½ jamsetelah anak lahir. Tidak semua retensio plasenta menyebabkanterjadinya perdarahan. Apabila terjadi perdarahan, maka plasenta dilepaskan secara manual lebih dulu.
d.Tertinggalnya sebagian plasenta
Sewaktu suatu bagian dari plasenta (satu atau lebih lobus)tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Tetapi mungkin saja pada beberapa keadaan tidak ada perdarahan dengan sisa plasenta

3.      Tanda dan gejala
a.Pucat
b.Lemah
c.menggigil
d.Tekanan darah rendah ( sistolik < 90 mmHg )
e.Nadi cepat ( > 100x/m )
f.Anemia ( hb < 8 g% )
4.Diagnosis
a.Anamnesa
Ibu mengatakan pusing, lemas dan badan nya terasa menggigil
    b.      Pemeriksaan fisik
    1)      Terlihat pucat
    2)      Konjungtiva pucat
    3)      Nadi cepat
    c.       Pemeriksaan penunjang
Dilihat dari kadar hb < 8 g %
    5.      Penatalaksanaan
    a.       Selalu siap dengan tindakan gawat darurat.
    b.      Penatalaksanaan manajemen aktif kala III persalinan.
    c.       Meminta bantuan/pertolongan kepada petugas kesehatan lain.
    d.      Melakukan penilaian cepat keadaan umum ibu meliputi kesadaran, nadi, tekanan darah, pernafasan dan suhu.
    e.       Pemeriksaan kandung kemih, apabila penuh segera kosongkan.
    f.       Mencari penyebab perdarahan dan melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab perdarahan.


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY A23TAHUN
P1A0  POST PARTUM 2 JAM SETELAH PLASENTA LAHIR
DENGAN SUB INVOLUSI
Tanggal Pengkajian       : 22 April 2012
Jam Pengkajian           : 09.00 wib
Tempat Pengkajian        : Rumah Sakit Umum Tasikmalaya
Pengkaji                 : Riska Swantika
    A.    DATA SUBJEKTIF
    1.      Identitas              
Nama Pasien        : Ny A                         Nama Suami                : Tn H
Umur : 23 tahun                    Umur                           : 26 tahun
Agama                   : Islam                         Agama                         : Islam
Suku bangsa          : Sunda                        Suku bangsa                : Sunda
Pendidikan                        : SMA                         Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan               : IRT                            Pekerjaan                     : Wiraswasta
Alamat                  : Cisayong
    2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan darah yang keluar dari vagina berbau menyengat dan ibu merasa badan nya panas
    3.      Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan pertama menstruasi pada usia 13 tahun dengan konsistensi cair, lamanya 7 hari dengan 2 kali ganti pembalut siklusnya 28 hari, tidak ada keluhan yang menyertai saat menjelang atau sesudah menstruasi. HPHT :15-07-2011, TP :22-04-2012
    4.      Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinan yang pertama bagi ibu dan suami, usia ibu saat menikah 20 tahun dan suami 23 tahun. Lamanya perkawinan 3tahun
    5.      Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah keguguran dengan usia kehamilan 37 minggu. Ibu mengatakan selalu memeriksa kehamilannya pada trimester I satu kali di BPS, trimester II satu kali di BPS, dan trimester III dua kali di BPS. Ibu mengatakan pada trimester pertama sering merasakan mual dan muntah dan sering pusing, ibu mengatakan pergerakan janin pada usia 4 bulan sampai dengan usia kehamilan 37 minggu. Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT suah 2 kali yaitu pada usia kehamilan 4 bulan dan 5 bulan. Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan selain yang diberikan oleh bidan. Ibu dan suami sudah mempersiapkan persalinannya dan berencana ingin melahirkan di bidan.
    6.      Riwayat kesehatan sekarang, yang lalu dan keluarga
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, jantung, diabetes mellitus dan lain – lain. Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit keturunan dan semua keluarganya juga tidak ada yang mempunyai penyakit berat ataupun keturunan, dalam keluarga juga tidak ada riwayat keturunan kembar.
    7.      Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah dan tida sedang mempunyai penyakit yang berhubungan dengan alat kandungan, serta tidak pernah mengalami perkosaan.
    8.      Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan selama 1  tahun.
    9.      Riwayat sosial ekonomi
Ibu mengatakan suami dan keluarganya merasa senang dan mendukung kehamilan ini. Ibu mengatakan dalam keluarganya yang dominan mengambil keputusan adalah suami. Ibu juga tidak pernah merokok, minum alcohol maupun obat terlarang, namun ada anggota keluarganya yang merokok yaitu suaminya. Ibu berencana melahirkan ingin di tolong oleh bidan.
    10.  Pola kebiasaan sehari – hari
a.     Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3 kali/ hari dengan menu bervariasi dan porsi sedang, minum 8 kali/ hari dan tidak ada keluhan saat menjelang makan.
b.    Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB 1 kali/ hari dengan konsistensi lembek, dan BAK 7 kali/ hari dengan warna jernih tidak ada keluhan saat BAB dan BAK.
c.     Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 1 jam dan tidur malam 8 jam tidak ada keluhan saat menjelang tidur.
d.    Pola aktifitas
Ibu mengatakan selalu mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti menyapu, mengepel dan mencuci piring.
e.     Pola hubungan seksual
Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual
f.     Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi dan gosok gigi 2 kali/ hari, ganti baju 1 kali/ hari, ganti celana dalam 2 kali/ hari dan keramas 2 kali/ minggu.
    11.  Riwayat psikososial spiritual ekonomi
Ibu mengatakan suami dan keluarga besarnya sangat bahagia dan mendukung dengan kehamilan ini, biasanya di dalam keluarganya yang mengambil keputusan adalah suaminya, ibu mengatakan persalinan ini ingin di rumah sakit

    B.     DATA OBJEKTIF
    1.      Pemeriksaan Umum
a.     Keadaan umum         : Lemah
b.    Kesadaran             : Compos mentis
c.     Keadaan emosional     : Stabil
    2.      Antropometri
    a.       Tinggi badan           : 158 cm
    b.      BB sebelum hamil       : 49 kg
    c.       BB saat hamil            : 58 kg
    d.      Kenaikan                : 9 kg
    e.       LILA                   : 26 cm
    3.      Tanda – Tanda Vital
    a.       Tekanan darah             : 100/ 70 mmHg
    b.      Nadi                     : 86 x/ menit
    c.       Respirasi                 : 24 x/ menit
    d.      Suhu                     : 37,50c
    4.      Pemeriksaan Fisik
    a.       Kepala                   : Simetris, bersih, benjolan (-), rontok (-), nyeri tekan (-)
    b.      Wajah                     : Simetris, oedema (-), chloasma gravidarum (-)
    c.       Mata                    : Konjungtiva pucat, sclera putih, oedema (-), fungsi    penglihatan (+)
    d.      Hidung               : Simetris, bersih, polip (-), fungsi penciuman (+)
    e.       Telinga              : Simetris, bersih, pengeluaran lendr (-), fungsi pendengaran (+)
    f.       Mulut dan Gigi         : Simetris, bibir pecah-pecah (-), caries (-), stomatitis (-), pembengkakan tonsil (-)
    g.      Leher                  : Pembengkakan KGB (-), Pembengkakan kelenjar tyroid (-), pelebaran vena jugularis (-)
    h.      Dada : Simetris (-), wheezing (-), ronkhi (-)
Payudara Simetris, dimpling (-), benjolan (-), nyeri tekan (-), puting susu menonjol, pengeluaran ASI (+)
    i.        Abdomen                  
Inspeksi : Simetris, striae gravidarum (-), luka bekas operasi (-)
Palpasi : TFU sepusat, kontraksi kurang baik
    j.        Genitalia: Perdarahan pervaginam (+), varises (-), oedema (-)
    k.      Ekstremitas atas: Simetris, oedema (-), kuku tidak pucat
Ekstremitas bawah: Simetris, oedema (-), reflex patella (+), kuku tidak pucat
    l.        Punggung: Spina bifida (-)
    m.    Anus : Hemorroid (-)          
    C.    ANALISA
    1.      Nomenklatur
P1A0   dengan sub involusi
Data Dasar :
a.     P1A0
    P1            : Ibu mengatakan ini kelahiran yang pertama
    A0        : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kegugura
b.    Dengan sub involusi
Subjektif   : Pada keluhan utama ibu mengatakan darah yang keluar dari vagina  berbau menyengat dan ibu merasa badan nya panas
Objektif   :  Dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil palpasi TFU sepusat, uterus kurang berkontraksi, Perdarahan pervaginam (+)
    2.      Masalah potensial
Potensial terjadinya perdarahan/vaginam
    3.      Kebutuhan
    a.       Istirahat yang cukup
    b.      Pemberian antibiotik
    c.       Pemberian tablet fe
    d.      Pemberian uterotonika
    D.    PENATALAKSANAAN
    1.      Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan, ibu dan keluarga mengetahuinya
    2.      Observasi uterus
    3.      Observasi perdarahan
    4.      Pemberian antibiotik dan uterotonika
    5.      Pemberian tablet fe
    6.      Menganjurkan ibu untuk istirahat
    7.      Mendokumentasi hasil pemeriksaan dan tindakan yang sudah dilakukan

    1.      Kesimpulan
    Nifas merupakan proses alamiah yang dialami seorang wanita setelah persalinan, yang berlangsung kira-kira 6 minggu, yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, namun ada kalanya masa nifas tidak berjalan dengan normal dikarenakan sebab yang abnormal seperti terjadinya sub involusi, yang menyebabkan kondisi ibu memburuk.
    Sub involusi adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi/proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya,sehingga proses pengecilan uterus terhambat.
    Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai 15 hari postpartum. ( menurut buku Sinopsis Obstetri Fisiologi & Patologi, Prof.Dr. rustam mochtar )
    2.      Saran
    Seorang bidan harus memahami tentang masa nifas baik fisiologis maupun patologis sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan dengan tepat sesuai dengan standar asuhan kebidanan sehingga diharapkan akan meurunkan angka kematian ibu.

DAFTAR PUSTAKA
Komite Medik RSUP dr. Sardjito, 2000, Perdarahan post partum dalamStandar Pelayanan Medis RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta: PenerbitMedika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Cunningham FG, MacDonald PC, Gant NF. Obstetri William Edisi 18.Jakarta: EGC, 1995. Supono. Ilmu Kebidanan Bab Fisiologi. Palembang:Bagian Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas KedokteranUniversitas Sriwijaya, 2004.
Prawirohardjo,Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo (YBPSP).


Maaf Setelah 2 tahun akhirnya bisa login juga

Jumat, 07 Juni 2013

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GAGAL NAFAS
 (BANTUAN VENTILASI MEKANIK)

1. Pengertian

Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi hipoksia, hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbon dioksida arteri), dan asidosis.
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau seluruh proses ventilasi untuk mempetahankan oksigenasi.

2. Penyebab gagal nafas
Penyebab sentral
Trauma kepala : contusio cerebri
Radang otak : encephalitis
Gangguan vaskuler : perdarahan otak , infark otak
Obat-obatan : narkotika, anestesi
Penyebab perifer
Kelainan neuromuskuler : GBS, tetanus, trauma cervical, muscle relaxans
Kelainan jalan nafas : obstruksi jalan nafas, asma bronchiale
Kelainan di paru : edema paru, atelektasis, ARDS
Kelainan tulang iga/thoraks: fraktur costae, pneumo thorax, haematothoraks
Kelainan jantung : kegagalan jantung kiri

3. Patofisiologi
    Pada pernafasan spontan inspirasi terjadi karena diafragma dan otot intercostalis berkontraksi, rongga dada mengembang dan terjadi tekanan negatif sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan fase ekspirasi berjalan secara pasif .
Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, ventilator mengirimkan udara dengan memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan selama inspirasi adalah positif dan menyebabkan tekanan intra thorakal meningkat. Pada akhir inspirasi tekanan dalam rongga thoraks paling positif.

4. Pemeriksaan Fisik
( Menurut pengumpulan data dasar oleh Doengoes)

    Sirkulasi
Tanda : Takikardia, irama ireguler
S3S4/Irama gallop
Daerah PMI bergeser ke daerah mediastinal
Hamman’s sign (bynui udara beriringan dengan denyut jantung menandakan udara di mediastinum)
TD : hipertensi/hipotensi
Nyeri/Kenyamanan
Gejala :   nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas dalam, dapat menjalar ke leher, bahu dan  abdomen, serangan tiba-tiba saat batuk
      Tanda  :  Melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi, ekspresi meringis
    Pernapasan
    Gejala  :  riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru , keganasan, “lapar udara”, batuk
    Tanda :   takipnea, peningkatan kerja pernapasan, penggunaan otot asesori, penurunan bunyi napas, penurunan fremitus vokal, perkusi : hiperesonan di atas area berisi udara (pneumotorak), dullnes di area berisi cairan (hemotorak); perkusi : pergerakan dada tidak seimbang, reduksi ekskursi thorak. Kulit : cyanosis, pucat, krepitasi sub kutan; mental: cemas, gelisah, bingung, stupor
    Keamanan
Gejala :  riwayat terjadi fraktur, keganasan paru, riwayat radiasi/kemoterapi
5.  Penyuluhan/pembelajaran
     Gejala : riwayat faktor resiko keluarga dengan tuberkulosis, kanker
    
6. Pemeriksaan Diagnostik

- Hb   : dibawah 12 gr %
- Analisa gas darah :
    pH dibawah 7,35 atau di atas  7,45
    paO2 di bawah 80 atau di atas  100 mmHg
    pCO2 di bawah 35 atau di atas  45 mmHg
    BE di bawah -2 atau di atas  +2
    Saturasi O2 kurang dari 90 %
    Ro” : terdapat gambaran akumulasi udara/cairan , dapat terlihat perpindahan letak mediastinum

7. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan pernafasan ventilator mekanik adalah :
1.Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan, proses   penyakit
Ketidakefektifan pola nafas berhubungandengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, obstruksi selang ETT
Cemas berhubungan dengan penyakti kritis, takut terhadap kematian
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan selang ETT
Resiko tinggi komplikasi infeksi saluran nafas berhubungan dengan pemasangan selang ETT
Resiko tinggi sedera berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik, selang ETT, ansietas, stress
Nyeri berhubungan dengan penggunaan ventilasi mekanik, letak selang ETT

8. Rencana Keperawatan

Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret

Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan meningkatkan dan mempertahankan keefektifan  jalan nafas

Kriteria hasil :
Bunyi nafas bersih
Ronchi (-)
Tracheal tube bebas sumbatan

Intervensi    Rasional
1.Auskultasi bunyi nafas tiap 2-4 jam atau bila diperlukan
2.Lakukan penghisapan bila terdengar ronchi dengan cara :
a.Jelaskan pada klien tentang tujuan dari tindakan penghisapan
b.Berikan oksigenasi dengan O2 100 % sebelum dilakukan penghisapan, minimal  4 – 5 x pernafasan
c.Perhatikan teknik aseptik, gunakan sarung tangan steril, kateter penghisap steril
d.Masukkan kateter ke dalam selang ETT dalam keadaan tidak menghisap, lama penghisapan tidak lebih 10 detik
e.Atur tekana penghisap tidak lebih 100-120 mmHg
f.Lakukan oksigenasi lagi dengan O2 100% sebelum melakukan penghisapan berikutnya
g.Lakukan penghisapan berulang-ulang sampai suara nafas bersih
3.Pertahankan suhu humidifier tetap hangat ( 35 – 37,8 C)    Mengevaluasi keefektifan bersihan jalan nafas
Meningkatkan pengertian sehingga memudahkan klien berpartisipasi
Memberi cadangan oksigen untuk menghindari hypoxia
Mencegah infeksi nosokomial
Aspirasi lama dapat menyebabkan hypoksiakarena tindakan penghisapan akan mengeluarkan sekret dan oksigen
Tekana negatif yang berlebihan dapat merusak mukosa jalan nafas
Memberikan cadangan oksigen dalam paru
Menjamin kefektifan jalan nafas
Membantu mengencerkan sekret

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi tertahan,proses penyakit, pengesetan ventilator yang tidak tepat

Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan pertukaran gas yang kembali normal

Kriteria hasil :
Hasil analisa gas darah normal :
PH (7,35 – 7,45)
PO2 (80 – 100 mmHg)
PCO2 ( 35 – 45 mmHg)
BE ( -2 - +2)
Tidak cyanosis

Intervensi    Rasional
1.Cek analisa gas darah setiap 10 –30 mnt setelah perubahan setting ventilator
2.Monitor hasil analisa gas darah atau oksimetri selama periode penyapihan
3.Pertahankan jalan nafas bebas dari sekresi
4.Monitpr tanda dan gejala hipoksia    Evaluasi keefektifan setting ventilator yang diberikan
Evaluasi kemampuan bernafas klien

Sekresi menghambat kelancaran udara nafas
Deteksi dini adanya kelainan


Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat, peningkatan sekresi, obstruksi ETT

Tujuan : Klien akan mempertahankan pola nafas yang efektif

Kriteria hasil :
Nafas sesuai dengan irama ventilator
Volume nafas adekuat
Alarm tidak berbunyi

Intervensi    Rasional
1.Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 jam
2.Evaluasi semua alarm dan tentukan penyebabnya
3.Pertahankan alat resusitasi manual (bag & mask) pada posisi tempat tidur sepanjang waktu
4.Monitor slang/cubbing ventilator dari terlepas, terlipat, bocor atau tersumbat
5.Evaluasi tekanan atau kebocoran balon cuff
6.Masukkan penahan gigi (pada pemasangan ETT lewat oral)
7.Amankan slang ETT dengan fiksasi yang baik
8.Monitor suara nafas dan pergerakan ada secara teratur    Deteksi dini adanya kelainan atau gangguan fungsi ventilator
Bunyi alarm menunjukkan adanya gangguan fungsi ventilator
Mempermudah melakukan pertolongan bila sewaktu-waktu ada gangguan fungsi ventilator
Mencegah berkurangnya aliran udara nafas
Mencegah berkurangnya aliran udara nafas
Mencegah tergigitnya slang ETT
Mencegah terlepasnya.tercabutnya slang ETT
Evaluasi keefektifan pola nafas


Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan,  Edisi 8, EGC, Jakarta
Corwin, Elizabeth J, (2001), Buku saku Patofisiologi, Edisi bahasa Indonesia, EGC, Jakarta
Doengoes, E. Marilyn (1989), Nursing Care Plans, Second Edition, FA Davis, Philadelphia
Suprihatin, Titin (2000), Bahan Kuliah Keperawatan Gawat Darurat PSIK Angkatan I, Universitas Airlangga, Surabaya