Rabu, 25 Mei 2011

CARSINOMA OF ORAL CAVITY

    Carsinoma of oral cavity atau kanker rongga mulut adalah kanker yang berasal  dari mukosa atau kelenjar liur pada dinding rongga mulut dan organ dalam mulut. ( Kapita Selecta Kedokteran Jilid 1 Hal: 701-703 ).

    Carsinoma of oralcavity adalah tumor ganas dalam rongga mulut yang tumbuh secara cepat dan menginfasi jaringan sekitar dan berkembang sampai daerah endotel yang dapat bermetastase ke bagian tubuh yang lain dan sering asimtomatik pada tahap awal. ( Lynch, 1994 ).
    Kanker rongga mulut adalah kanker di rongga mulut dan faring. Faring adalah saluran yang terletak antara rongga hidung serta rongga mulut dan kerongkongan, termasuk kanker bibir, lidah, kelenjar liur, gusi, dasar mulut, dan bagian lain mukosa bukal. ( drg.Harmas yazid Yusuf. Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia. Bandung. Hal: 701-709 )
    Kanker rongga mulut merupakan keganasan dari sel-sel yang terdapat di dalam rongga mulut, termasuk di dalamnya kanker bibir, lidah, kelenjar liur, gusi, maupun dasar mulut. ( drg.Harmas yazid Yusuf. Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia. Bandung. Hal: 701-709 )

    Etiologi
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor :
Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas :
    Faktor intrinsik (host) meliputi: genetik, usia, jenis kelamin, nutrisi,  imunologi dan kekurangan vitamin C.
    Faktor ekstrinsik meliputi:
    Kesehatan mulut yang buruk, dan infeksi virus dan bakreri seperti sipilis dan virus papilloma manusia (Human Papilloma Virus/HPV).
    Defisiensi (kekurangan) vitamin B12, vitamin C  dan zat besi.
    Reaksi imunologik abnormal pada rongga mulut,karena kurangnya vitamin C, dan stress.
    Gaya hidup yang tidak sehat antara lain:
    Iritasi atau infeksi pada rongga mulut, biasanya akibat kebiasan mengunyah sirih dan tembakau: mengunyah sirih secara terus menerus akan membuat iritasi pada mulut, sehingga menimbulkan infeksi di gusi karena mulut selalu kotor. (Tembakau mengandung berbagai carcinogen  atau substansi pemicu kanker seperti nikotin, polycyclic aromatic hydrocarbons, nitrosoproline dan polonium).Merokok: merokok juga dapat menyebabkan iritasi pada mulut karena mengandung nikotin atau racun. Akar gigi yang mati namun tidak dicabut akan menimbulkan infeksi.
    Kebersihan rongga mulut yang tak terjaga.
    Lubang pada gigi: lubang gigi yang tidak ditambal akan menyimpan banyak kotoran dan kuman yang dapat membuat infeksi gigi.

    Staging and Grading
Untuk memprediksi prognosis untuk kanker mulut digunakan standar pemeriksaan patologi yang telah ditetapkan. Pemeriksaan patologi meliputi fase perkembangan ca mulut tersebut dan ditetapkan dengan beberapa kriteria:
    Ukuran tumor.
    Lokasi tumor.
    Berapa jauh penyebaran dari tumor tsb ( metastase ).
Yang perlu dilaporkan pada hasil pemeriksaan patologis dari specimen operasi meliputi:
    Tipe histology tumor
    Derajat diferensiasi (Grade)
    Pemeriksaan TNM untuk menentukan stadium patologis (pTNM)
Untuk menentukan tingkatan dari ca mulut yang digunakan / menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC) TNM system.
System TMN adalah:
    (T) ciri-ciri tumor, ukuran dan  level infasif dari tumor tsb.
    (N) invasi tumor kedalam nodus limfe dan bagian tubuh mana area yang terinfasi.
    (M) metastase / penyebaran tumor tsb dan seberapa jauh penyebaran tumor tersebut didalam suatu organ.
Tingkatan dari carsynoma of oral cavity:
    T0: tidak ada tanda dan gejala tumor.
    Tis: kanker ditempat semula  (cancer tersebut terdapat diarea jaringan yang berkembang).
    T1: ukuran tumor 2 cm atau tidak ada.
    T2: ukuran tumor 4 cm atau
    T3: ukuran tumor lebih dari 4 cm.
    T4: Tumor lebih besar 4 cm atau lebih  dan tumor tersebut sudah menginvasi otot, tulang dan struktur jaringan sekitarnya.

Invasi tumor kedalam nodus limfe.
    N0: tidak terdapat  invasi ke dalam nodus limfe.
    N1: invasi kanker satu arah ( homolateral )tapi besarnya hanya 3 cm.
    N2: invasi kanker kesatu arah homolateral atau lebih kedalam nodus limfe tapi ukurannya tidak lebih dari 6 cm.
    N3: sel kanker menginvasi sedikit homolateral atau bilateral nodus limfe dan ukurannya lebih dari 6 cm.
Metastase atau penyebarannya.
    M0: tidak ada metastase sel kanker.
    M1: sel kanker mempunyai penyebaran ke dalam organ dalam. has spread to distal organs (organs located far from the origin point where the cancer had developed initially).
System TMN dari kanker rongga mulut diklasifikasikan kedalam 4 golongan yaitu:
    Stage I: (T1, N0, M0), sel kanker menyebar kedalam jaringan yang awalnya terjadi dan tumor tersebut ukurannya tidak lebih dari 2 cm.
    Stage II: (T2, N0, M0), sel kanker tidak lebih dari 4 cm.
    Stage III: criteria ini mencakup 2 substansi.
    Stage IIIA: (T3, N0, M0), dalam stage ini tumor lebih dari 4 cm, tapi tidak terdapat infasi ke dalam nodus limfe.
    Stage IIIB: (T1, T2, T3, N1, M0),  ukuran tumor kurang dari  2 cm, di bawah 4 cm, atau lebih, tapi sel kanker menginvasi salah satu homolateral nodus limfe.
    Stage IV digolongka ke dalam 3 bagian yaitu:
    Stage IV A ( T4, N0, M0 ), besarnya tumor 4 cm dan sudah menginvasi otot, tulang dan jaringan sekitanya.
    Stage IVB: (T, N2 or N3, M0), dalam stage ini ukuran tumor dapat:
(1) kurang dari 2 cm, (2) kurang dari 4 cm atau lebih  (3)  ukuran tumor lebih dari 4 cm dan sudah menginvasi otot, tulang dan jaringan sekitarnya atau sudah menyebar ke homolateral dan bilateral nodus limfe.
    Stage IVC: (Any T, any N, any M), di dalam stage ini sel kanker sudah menyebar ke beberapa organ dan ukurannya antara 2 cm sampai 4 cm, sel kanker menyebar ke homolateral dan bilateral nodus limfe di dalam organ tubuh.

    Patofisiologi
Carsynoma of oral cavity disebebkan oleh factor intrinsic dan factor ekstrinsik:
    Faktor intrinsik:
    Genetik: gen yang diturunkan oleh orang tuanya atau turunan lainnya yang bersifat resesif dan factor host: stress dan imunodesifiensi →  ↓ vit. C, B12, zat besi  → lesi/inflamasi → eritroplakia, leukoplakia.
    Yang menyebabkan gangguan pada sel skuamosa.
    Yang selanjutnya mempengaruhi pembelahan DNA sehingga menyebabkan mutasi DNA lalu timbul tumor supresor gen.
    Sehingga pembelahan sel tidak terkendali (abnormal).
    Sel abnormal tersebut metastase kebanyak jaringan terutama nodus limfe.
    Obstruksi nodus limfe oleh massa tumor yang abnormal → nyeri.
    Factor ekstrinsik:
    Bakteri sifillis ( papiloma ) → menginfasi sel → metastase ke banyak jaringan → laring → gangguan jalan napas oleh massa tumor, penumpukan secret, fiksasi pita suara → obstruksi laring → g3 fungsi fonasi laring → ↓ O2 → nyeri → gangguan komunikasi / bicara.
    Merokok → nikotin → karsinogenik → mengiritasi lidah → ( inisiasi, promosi, progresi) → metastase ke kelenjar limfe → obstruksi jaringan → suplai O2 dan suplai darah ↓ → ke sel jaringan → iskemia jaringan → ulkus pada lidah → intake nutrisi inadekuat.


    Manifestasi Klinis
Manifetasi klinis kanker rongga mulut antara lain adalah:
    Munculnya bintik putih atau merah (leukoplakia: bercak tebal berwarna putih yang terdapat pada membrane mukosa dapat ditemukan pada mulut dan alat genetalia disebabkan oleh penyakit sifilis, eritroplakia: bercak tebal pada mulut berwarna merah, atau eritroleukoplakia: bercak berwarna merah dan dikelilingi lesi berwarna putih disekitar luka tersebut) di dalam mulut ataupun pada bibir.
    Massa yang tidak dapat sembuh.
    Tanda bibir → Fissura atau ulkus dan tidak terasa sakit.
    Pada lidah bagian anterior dan dasar mulut → ulkus dan daging yang tumbuh.
    Terdapat bagian yang kasar saat disentuh oleh lidah.
    Pembesaran kelenjar getah bening leher sebagai metastasis tumor ganas yang menunjukkan tumor pada stadium lanjut.
    Pembengkakan pada leher serta rasa sakit pada telinga.
    Batuk jarang ditemukan biasanya timbul dengan tertekannya hipofaring disertai sekret yang mengalir ke dalam laring. Hemoptisis sering terjadi pada tumor glotik dan supraglotik.

    Pemeriksaan Diagnostik
    Pemeriksaan Laboratorium.
Darah: Trombositopenia < 50.000/m3 – < 20.000/m3.
    Leukositopenia  <1500/mm3.
    Biopsy: pengambilan sedikit jaringan dari tubuh untuk pemeriksaan mikroskopik guna menegakkan diagnosa (Biopsy eksisi : bila tumor kecil, 1cm atau kurang eksisi yang dikerjakan adalah eksisi luas seperti tindakan opersi definitive (1cm dr tepi tumor).
Biopsy insisi : atau biopsy cakot (punch biopsy) menggunakan tang alligator, bila tumor besar atau inoperabl).
    Foto thoraks: Foto thorak diperlukan untuk menilai keadaan paru, ada tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru.
    CT scan: CT Scan laring dapat memperlihatkan keadaan tumor pada tulang rawan tiroid adan daerah pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.
    Laringoskop: pemeriksaan laring dilakukan dengan cara tidak langsung menggunakan kaca laring atau langsung dengan mengguinakkn laringoskop.

    Pemeriksaan penunjang
    Sitologi mulut.
Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif untuk mendeteksi dini lesi - lesi mulut yang mencurigakan. Secara defenisi, pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik gel-gel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut (Coleman dan Nelson,1993). Untuk aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kapan pemeriksaan ini dilakukan dan kapan tidak dilakukan, peralatan yang digunakan, prosedur kerja, data klinis yang disertakan sampai pengirimannya ke bagian Patologi anatomi.
    Biopsi.
Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan, segera lakukan biopsi. Biopsi merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa defenitif dari lesi-lesi mulut yang dicurigai. Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional. Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila lesi kecil.
    Penatalaksanaan
    Tindakan Bedah.
Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
    Terapi Radiasi.
Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut.
    Kemoterapi.
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk membunuh sel kanker. Obat-obatan yang digunakan dalam khemoterapi:
    Cisplatin, methotrexate, bleomycin, Cyclophosphamide, adryamycin dengan angka remisi 20-40 % .
    Obat tunggal : metrotrexate 30 mg/m2 2x seminggu.
    Obat kombinasi: V : Vincristin : 1,5 mg/m2 B: Bleomycin: 12 mg/m2 diulang tiap 2-3 minggu. M: Metrotrexate : 20 mg/m2.
    Flourouracil, Mithomycin-C, Ciplatin, Adyamycin, dengan angka remisi 20-30%. Misal:
    Obat tunggal : Flourouracil dosis permulaan : 500 mg/m2, dosis pemeliharaan : 20 mg/m2 tiap 1-2 minggu.
    Obat kombinasi: F : flourouracil : 500 mg/m2. A : adryamycin : 50 mg/m2 diulang tiap 6 minggu. M: Metrotrexate : 10 mg/m2.

Pencegahan
Kanker rongga mulut dapat disembuhkan selama masih dalam stadium dini. Agar terhindar dari kanker ini, cara yang paling tepat adalah menghindari faktor-faktor penyebabnya. Oleh karena itu sangat penting menjaga kesehatan dan kebersihan mulut. Berikut cara menjaga kebersihan mulut :
    Sikatlah gigi secara teratur pada pagi dan malam hari. Dianjurkan agar dapat menggosok gigi setiap habis makan.
    Bila ada gigi yang berlubang segera ditambal.
    Jika ada akar gigi yang tertinggal segera dibuang.
    Periksa gigi minimal 6 bulan sekali untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin terjadi.
    Hindari makanan yang terlalu lengket atau manis karena tidak baik untuk gigi.
    Setelah makan makanan yang panas, sebaiknya minum minuman yang hangat, karena perubahan suhu yang tiba-tiba dapat merusak email gigi.
    Segera konsultasi pada dokter apabila ada lesi atau sariawan pada mulut yang tidak sembuh 2-3 minggu.

Peran Perawat
    Memberi dukungan  klien terhadap prosedur diagnostik.
    Mengenali kebutuhan psiko, sosial dan spiritual.
    Promotif sampai dengan rehabilitatif.
    Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi klien.
    Memberi bantuan bagi klien yang mendapat pengobatan anti kanker/terhadap keganasan.
    Membantu klien fase penyembuhan/rehabiltasi.
    Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan.
    Berpartisipasi dalam koleksi data penelitian/registrasi kanker


untuk lebih jelasnya teman - teman bisa mendownload Makalah CARSINOMA OF ORAL CAVITY,
ini contoh tugas saya sendiri..
slm dari Adi Dom,, Jangan Lupa tinggalin komentx...

Jumat, 06 Mei 2011

KOLITIS

sudah lama banget ne tidak posting,, langsung aja sekarang saya akan membahas tentang "KOLITIS"
langsung aja yh..
 
Kolitis adalah suatu peradangan akut atau kronik pada kolon, yang berdasarkan penyebab dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.    Kolitis infeksi, misalnya : shigelosis, kolitis tuberkulosa, kolitis amebik, kolitis pseudomembran, kolitis karena virus/bakteri/parasit.
2.    Kolitis non-infeksi, misalnya : kolitis ulseratif, penyakit  Crohn’s kolitis radiasi, kolitis iskemik, kolitis mikroskopik, kolitis non-spesifik (simple colitis).
Pembahasan ini difokuskan pada kolitis infeksi yang sering ditemukan di Indonesia sebagai daerah tropik, yaitu kolitis amebik, shigellosis, dan kolitis tuberkulosa serta infeksi E.coli patogen yang dilaporkan sebagai salah satu penyebab utama diare kronik di Indonesia.
B. Jenis Kolitis
a. Kolitis Infeksi
1. (AMEBIASIS KOLON)
Batasan.
Peradangan kolon yang disebabkan oleh protozoa Entamoeba histolytica.
Epidemiologi.
Prevalensi amebiasis diberbagai tempat sangat bervariasi, diperkirakan 10% populasi terinfeksi. Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-80%). Manusia merupakan host sekaligus reservoir utama. Penularannya lewat kontaminasi tinja ke makanan dan minuman, dengan perantara lalat, kecoak, kontak interpersonal atau lewat hubungan seksual anal-oral. Sanitasi lingkungan yang jelek. Penduduk yang padat dan kurangnya sanitasi individual mempermudah penularannya.
Pasien yang asimtomatik tanpa adanya invasi jaringan, hanya mengeluarkan kista pada tinjanya. Kista tersebut dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia. Sedangkan pada pasien dengan infeksi amuba akut/kronik yang invasif selain kista juga mengeluarkan trofozoit, namun bentuk trofozoit tersebut tidak dapat bertahan lama diluar tubuh manusia.
Gejala klinis.
Gejala klinis pasien amebiasis sangat bervariasi, mulai dan asimtomatik sampai berat dengan gejala klinis menyerupai kolitis ulseratif. Beberapa jenis keadaan klinis pasien amebiasis adalah sebagai berikut :
1.    Carrier: ameba tidak mengadakan invasi ke dinding usus, tanpa gejala atau hanya keluhan ringan seperti  kembung, flatulensi, obstipasi, kadang-kadang diare. Sembilan puluh persen pasien sembuh sendiri dalam waktu satu tahun, sisanya (10 %) berkembang menjadi kolitis ameba.
2.    Disentri ameba ringan : kembung, nyeri perut ringan, demam ringan, diare ringan dengan tinja berbau busuk serta bercampur darah dan lendir, keadaan umum pasien baik.
3.    Disentri ameba sedang : kram perut, demam, badan lemah, hepatomegali dengan nyeri spontan.
4.    Disenti ameba berat : diare disertai banyak darah, demam tinggi, mual, anemia.
5.    Disentri ameba kronik : gejala menyerupai disentri ameba ringan diselingi dengan periode normal tanpa gejala, berlangsung berbulan-bulan sampai bertahun-tahun, neurasthenia, serangan diare biasanya timbul karena kelelahan, demam atau makanan yang sukar dicerna.
Penatalaksanaan.
1.    Karierasimtomatik.
Diberi obat yang bekerja di lumen usus (luminal agents) antara lain: Iodoquinol (diiodohidroxyquin) 650 mg tiga kali per hari selama 20 hari atau Paromomycine 500 mg 3 kali sehari selama 10 hari.
2.    Kolitisamebaakut.
Metronidazol 750 mg tiga kali sehari selama 5 – 10 hari, ditambah dengan obat luminal tersebut di atas.
3.    Amebiasis ekstraintestinal (misalnya : abses hati ameba). Metronidazol 750 mg tiga kali sehari selama 5-10 hari ditambah dengan obat luminal tersebut diatas. Penggunaan 2 macam atau lebih amebisidal ekstra intestinal tidak terbukti lebih efektif dari satu macam obat.
 
untuk lebih jelasnya teman - teman bisa  download disini